Sekalikali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. (al-'Alaq/96: 6-7) Dijelaskan pula dalam sabda Nabi saw. Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku (yang berat) ialah harta, (Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani, dan al-hakim, dari Ka'ab bin 'Iyadh)
WahaiAli: "Jika kau bersedekah maka bersedehkahlah dengan hartamu yang paling bagus". Sesungguhnya, sesuap sedekah di barang halal itu lebih disukai disisi Allah dari pada 100 sedekah yang diberikan setelah kau mati. Allah berfirman: "Hari ketika, seseorang menunggu pahala atau kebaikan yang dilakukan kedua tangannya".
Yang saya inginkan dari saudara-saudara saya kaum muslimin adalah mereka jangan menyangka bahwa sedekah atau zakat akan hilang sia-sia, (tetapi) hal itu justru merupakan kebaikan.. Sebab, hartamu hanyalah yang engkau belanjakan di jalan Allah, sedangkan sisanya akan menjadi milik orang lain (ahli waris).." [ Liqo' Babil Maftuh - 22 ]
Fast Money. loading...ilustrasi. Foto istimewa Bagi seorang muslimm harta adalah amanahsekaligus ujian dari Allah Ta'ala. Siapa yang amanah terhadap hartanya maka akan berkah dan selamat di akhirat. Tapi jika sombong dan pelit dengan hartanya, maka azab di akhirat menantinya. Sebab, sesungguhnya harta yang benar-benar menjadi miliki manusia itu hanya ada dua. Pertama, apa yang sudah di makan, dan kedua Apa yang sudah disedekahkan. Baca Juga Harta yang dimakan akan menjadi kotoran, sedangkan harta yang disedekahkan akan kekal menjadi milik kita sampai di akhirat. Ada pun uang yang disimpan, rumah yang ditinggali, mobil yang terparkir di garasi, tanah yang luas berhektar-hektar, emas dan perhiasan yang dimiliki semua itu bisa pindah dan hilang kapan saja. Musnahnya harta bisa terkena banyak sebab. Entah itu karena rusak, karena ditimpa bencana alam, banjir, tanah longsor, gunung meletus, di terjang angin topan, kebakaran, hilang di ambil orang, atau tiba-tiba kita meninggal sehingga menjadi warisan. Karena itu tidak sepantasnya sebagai seorang muslim begitu pelit dan bangga dengan banyaknya harta yang disimpan, sebab tidak ada jaminan harta itu akan tetao akan dimiliki. Baca Juga Namun justru sebaliknya harta yang dimiliki harus menjadi sarana untuk kita semakin mudah dapat meraih banyak pahala dan melakukan amal shaleh. Shahabat Abdullah bin asy-Syikhr radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau sedang membaca surat أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu" Baca Juga Kemudian Beliau bersabda, يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي، مَالِي، قَالَ وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟"Anak Adam berkata, 'ini hartaku.. ini hartaku..."Setelah itu Beliau melanjutkan, "Hai anak adam, kamu tidak memiliki dari hartamu kecuali yang telah kamu makan lalu habis, atau pakaian yang kamu gunakan lalu pakaian itu rusak, atau yang kamu sedekahkan maka itulah yang tersisa." HR. Muslim. Baca Juga Ditambahkan dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ"Adapun selain itu harta yang disedekahkan,pen, maka ia akan sirna dan ditinggalkan bagi manusia ahli warisnya."HR. Muslim.Oleh karenanya selagi Allah Ta'ala masih memberikan kesempatan hidup, maka hendaknya gunakan harta yang dimiliki untuk meraih banyak pahala. Yakni dengan membiasakan diri untuk bersedekah dan membagi sebagian rezeki di jalan Allah. Baca Juga
إِنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ أَمْوَٰلَكُمْ Arab-Latin Innamal-ḥayātud-dun-yā la'ibuw wa lahw, wa in tu`minụ wa tattaqụ yu`tikum ujụrakum wa lā yas`alkum amwālakumArtinya Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. Muhammad 35 ✵ Muhammad 37 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Tentang Surat Muhammad Ayat 36 Paragraf di atas merupakan Surat Muhammad Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penafsiran dari kalangan ulama terkait kandungan surat Muhammad ayat 36, sebagiannya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia36-37. Sesungguhnya kehidupan dunia hanya permainan dan tipu daya. Bila kalian beriman kepada Allah dan RasulNya, serta bertakwa kepada Allah dengan menunaikan apa-apa yang Dia wajibkan dan menjauhi maksiat kepada-Nya, niscaya Allah memberi kalian pahala amal kalian. Allah tidak meminta kalian mengeluarkan seluruh harta kalian dalam zakat, sebaliknya Allah hanya meminta sebagian darinya. Bila Allah meminta seluruh harta kalian dan mendesak kalian mengeluarkannya, niscaya kalian menolaknya dan memegang harta kalian kuat-kuat, serta terlihatlah apa yang ada didalam hati kalian berupa kekikiran saat diminta dari kalian harta yang kalian tidak suka untuk mengeluarkannya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram36. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka, maka janganlah seorang yang berakal itu lalai dari amal Akhiratnya karena kehidupan dunia. Jika kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan bertakwa kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, niscaya Allah memberi kalian pahala amal perbuatan kalian secara sempurna, tidak dikurangi, dan Allah tidak meminta seluruh harta kalian, akan tetapi Dia meminta dari kalian yang wajib dari zakat.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah36-37. Allah mendorong hamba-hamba-Nya agar tidak tamak kepada kehidupan dunia, dengan menyampaikan hakikat dari dunia bahwa ia hanyalah permainan jasad dan senda gurau hati. Jika kalian beriman kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan memberi pahala atas amalan kalian dan tidak meminta kalian menunaikan zakat dengan mengeluarkan seluruh harta yang kalian miliki, namun hanya memerintahkan mengeluarkan sebagiannya saja. Jika Allah meminta dengan paksa untuk mengeluarkan harta kalian, niscaya kalian akan berbuat kikir dan menolak untuk menjalankannya serta Allah akan menampakkan dari hati kalian sifat kebakhilan dan kebencian untuk dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah36. إِنَّمَا الْحَيَوٰةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau Yakni akan lenyap dan sirna, tidak akan berlangsung selamanya. وَإِن تُؤْمِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْDan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu Di akhirat kelak. Yakni pahala atas ketaatan kalian. وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ أَمْوٰلَكُمْ dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu Yakni Allah tidak memerintahkan kalian mengeluarkan zakat atau melakukan ketaatan lainnya dengan seluruh harta kalian, namun hanya memerintahkan untuk mengeluarkan sebagian saja.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah36. Sesungguhnya, dunia dan segala kesibukannya hanyalah permainan la’bun. Yaitu perbuatan atau kesibukan yang tidak membawa manfaat baik untuk kehidupan akhirat maupun untuk perkara-perkara yang penting. Kehidupan dunia juga berarti kesenangan sesaat lahwun, yaitu segala sesuatu yang menyibukkan namun tidak bermanfaat. Namun jika kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya, bertakwa kepada-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya maka Allah akan menganugerahkan pahala atas ketaatan kalian itu. Allah tidak memerintahkan kalian untuk mengeluarkan semua harta kalian, namun Allah hanya memerintahkan untuk mengeluarkan zakat wajib📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMengurangi sedikitpun pahala amal kalian {Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kalian beriman dan bertakwa, Allah akan memberi kalian} memberi kalian {pahala dan Dia tidak akan meminta harta-harta kalian} dan Dia tidak akan memerintahkan kalian untuk mengeluarkan seluruh harta kalian untuk berzakatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H36-37. Ini adalah dorongan dari Allah untuk hamba-hambaNya agar bersikap zuhud dalam kehidupan dunia, dengan cara memberitahukan mereka hakikat dunia, yaitu bahwa dunia adalah permainan dan senda gurau; permainan jasmaniah dan senda gurau dalam hati. Orang akan senantiasa bersenda gurau dengan harta, anak, perhiasan, kenikmatan yang di dapat dari istri, makanan, minuman, tempat tinggal, tempat duduk, pemandangan dan kepemimpinan, juga bermain-main dengan berbagai aktivitas yang tidak ada gunanya, justru berporos antara kebatilan, kellalaian dan kemaksiatan, hingga menghabiskan umur dunianya dan ajalnya tiba. Semua hal-hal duniawi akan berpaling dan meninggalkannya dan sedikit pun tidak akan didapatkan oleh seseorang, bahkan jelas-jelas Nampak kerugiannya, terhalang dari pahala serta datang siksanya. Hal ini mengharuskan mereka yang berakal untuk bersikap zuhud terhadap dunia, tidak terlalu mencintai dunia serta tidak terlalu mencurahkan perhatiannya pada keduniaan. Yang harus diperhatikan adalah seperti tang disebutkan dalam Firman Allah, “Dan jika kamu beriman serta bertakwa,” yakni beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan Hari Akhir, bertakwa kepada Allah yang merupakan keharusan serta tuntutan keimanan, yaitu beramal meniti ridhaNya secara terus menerus dan menjauhi kemaksiatan. Inilah yang bisa membawa manfaat bagi manusia dan yang seharusnya dijadikan perlombaan, diperhatikan dan diluangkan segenap usaha dalam mencarinya. Dan itulah yang dimaksudkan oleh Allah dari hamba-hambaNya sebagai rahmat dan kelembutan Allah kepada mereka agar mereka diberi balasan yang besar. Karena itulah Allah berfirman, “Dan jika kamu beriman serta bertakwa, maka Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” Artinya, Allah tidak ingin membebankan sesuatu yang memberatkan kalian dan tidak ingin menyusahkan kalian dengan mengambil harta kalian sehingga kalian hidup tanpa harta atau mengurangi sesuatu yang membahayakan kalian. Karena itulah Allah berfirman, “Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu supaya memberikan semuanya, niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkian yang ada di hati karena kalian dituntut untuk mencurahkan sesuatu yang tidak kalian senangi.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Muhammad ayat 36 Ketahuilah bahwasanya hakikat kehidupan dunia Permainan, senda gurau dan tipuan, tidak selamanya dan juga tidak ada hisab. Maka jika kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ serta apa yang datang darinya, dan kalian jadikan antara diri kalian dan adzab Allah benteng dengan bertauhid dan mengerjakan apa yang Allah cintai dan ridhai, dan meninggalkan apa yang dibenci-Nya dan larang; Allah akan memberikan kalian pahala dan balasan di akhirat, Allah tidak menginginkan kalian terbebani dengan apa yang menyusahkan kalian dengan mengambil seluruh harta-harta kalian yang membahayakan kalian, sungguh Allah hanyalah memerintahkan kalian untuk mengeluarkan sedikit dari harta kalian dala zakat yang wajib bagi kalian, jika telah sampai nisab pada harta kalian.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, merupakan pentazhidan membuat zuhud/tidak suka dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya terhadap kehidupan dunia, yaitu dengan memberitahukan hakikat keadaannya, bahwa dunia merupakan permainan dan sesuatu yang melalaikan, membuat badan bermain-main dan membuat hati lalai, sehingga seorang hamba senantiasa lalai oleh hartanya, anaknya, perhiasannya dan kesenangannya, seperti wanita, makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain, sambil bermain-main dalam amal yang tidak ada faedahnya, bahkan berputar antara kesia-siaan, lalai dan maksiat sampai sempurna dunianya dan tiba ajalnya. Setelah semua ini ia tinggalkan, maka ia tidak akan memperoleh faedah apa-apa, bahkan akan memperoleh kerugian dan azab. Oleh karena itu, hal ini seharusnya membuat orang yang berakal zuhud kepadanya, tidak berharap, serta tidak peduli kepadanya, bahkan yang seharusnya ia perhatikan adalah iman dan takwa. Yakni beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir serta qadha’ dan qadar-Nya, dan mengerjakan ketakwaan yang menjadi bagian dari iman dan konsekwensinya, yakni dengan mengerjakan perbuatan yang diridhai-Nya secara istiqamah dan meninggalkan maksiat. Inilah yang bermanfaat bagi hamba, dan inilah yang seharusnya dikejar dan diberikan perhatian serta usaha yang serius dalam mengejarnya, dan itulah maksud yang diinginkan Allah dari hamba-hamba-Nya sebagai rahmat dan kelembutan-Nya kepada mereka agar Dia memberikan balasan yang besar untuk mereka. Dia tidak ingin membebanimu dengan sesuatu yang memberatkan kamu seperti meminta hartamu dikeluarkan semuanya atau meminta banyak dari hartamu sehingga memadharratkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Muhammad Ayat 36Sesungguhnya kehidupan dunia itu bagi orang yang lengah hanyalah permainan yakni kegiatan tanpa tujuan yang benar dan senda gurau yang membawa kepada kelalaian. Jika kamu beriman kepada tuhanmu serta bertakwa dengan sebenar-benarnya dengan menunaikan perintan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, Allah akan memberikan pahala kepa-damu sebagai pembalasan dari amalmu dan dia tidak akan meminta hartamu, yakni dia tidak meminta hartamu seluruhnya melainkan hanya sebagian dari harta itu untuk diberikan kepada yang membutuhkan. 37. Akan tetapi Allah mengetahui sekiranya dia meminta harta kepada-Mu lalu mendesak kamu agar memberikan semuanya untuk berjihad niscaya kamu akan kikir sehingga tidak akan memberikannya karena kekikiranmu dan dia akan menampakkan kedengkianmu dikarenakan cintamu yang berlebihan kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah kumpulan penjelasan dari kalangan mufassirun mengenai makna dan arti surat Muhammad ayat 36 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk kita semua. Support kemajuan kami dengan memberi backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Banyak Dilihat Kami memiliki banyak konten yang banyak dilihat, seperti surat/ayat Yusuf 4, At-Tin, Al-Ma’un, Al-Alaq, Al-Fil, Inna Lillahi. Ada juga Al-Fath, Alhamdulillah, Al-Bayyinah, Al-Baqarah 183, Al-Insyirah, Ali Imran 159. Yusuf 4At-TinAl-Ma’unAl-AlaqAl-FilInna LillahiAl-FathAlhamdulillahAl-BayyinahAl-Baqarah 183Al-InsyirahAli Imran 159 Pencarian al baqarah 211, al tariq, yasin ayat 38, surat wailul, an nur ayat 45 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
loading... Salah satu landasan ekonomi dalam masyarakat Islam adalah suatu keyakinan bahwa harta itu sebenarnya milik Allah sedangkan manusia hanya memegang amanah atau pinjaman dari-Nya. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur'an Al Karim "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah meminjamkan kepadamu." QS Al Hadid 7"Allahlah pemilik harta benda, karena Dia yang menciptakannya dan yang menciptakan sumber produksinya serta memudahkan sarana untuk mendapatkannya, bahkan Dia-lah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta," jelas Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" Citra Islami Press, 1997. Baca Juga Allah SWT berfirman "Dan kepunyaannya Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..." QS An-Najm 31"Ingatlah sesungguhnya hanya milik-Nya makhluq yang ada di langit dan makhluk yang ada di bumi.." QS Yunus 66"Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam, kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya." QS Al Waqi'ah 63-64"Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu... QS An-Nuur 33"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka..." QS Ali 'Imran 180Syaikh Al-Qardhawi berujar "Jadi apa yang diberikan Allah kepada manusia dari karunia-Nya salah satunya adalah harta, sehingga kekuasaan manusia atas harta itu sekadar sebagai wakil, bukan pemilik aslinya." Baca Juga Menurut Syaikh al-Qardhawi, jika manusia adalah sebagai amin yang dipercaya untuk memegang harta dan sebagai wakil, maka tidak boleh bagi manusia untuk menyandarkan harta itu pada dirinya dan mengatasnamakan keutamaan itu sebagai atas jerih payahnya, sehingga ia mengatakan seperti yang dikatakan oleh orang kafir, "Ini adalah milikku" QS Fushshilat 41. Atau mengatakan seperti yang dikatakan oleh Qarun, "Sesungguhnya aku diberi harta itu, hanya karena ilmu yang ada padaku" QS Al Qashash 78.Demikian juga, kata Syaikh al-Qardhawi, tidak diperbolehkan bagi manusia untuk menyibukkan dirinya dengan harta itu, tanpa melibatkan keluarga dari pemilik aslinya, karena seluruh makhluk adalah keluarga Allah. "Hal ini berarti ia telah melupakan kedudukan dan fungsi harta itu," Fakhruddin Ar-Razi mengatakan di dalam tafsirnya, "Sesungguhnya orang-orang fakir itu adalah keluarga Allah dan orang-orang kaya itu khuzzanullah yang menyimpan harta Allah, karena harta yang ada di tangan mereka adalah harta Allah. Seandainya Allah SWT tidak memberikan harta itu di tangan mereka, niscaya mereka tidak memilikinya sedikit pun. Maka bukan sesuatu yang aneh jika ada seorang raja berkata kepada bendaharanya, "Berikan sebagian dari harta yang ada di gudang kepada orang-orang yang membutuhkan dari hamba-hamba sahayaku."Syaikh al-Qardhawi mengatakan wajib bagi manusia yang mengemban amanat harta terikat dengan instruksi pemiliknya dan melaksanakan keputusannya serta tunduk terhadap arahan-arahan-Nya dalam memelihara dan mengembangkannya, dalam menginfakkan dan mendistribusikannya. Baca Juga Bukan berkata seperti yang dikatakan oleh penduduk Madyan kepada Nabi Syu'aib AS"Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami." QS Huud 87Hal itu merupakan bantahan mereka ketika Syu'aib menasihati mereka "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan adzab hari yang membinasakan kiamat, hai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan rnanusia terhadap hak-hak mereka janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan." QS Huud 84-85Mereka mengira bahwa pemilikan harta itu memperbolehkan bagi mereka untuk bebas berbuat semaunya, walaupun hal itu bertentangan dengan norma-norma akhlaq atau tidak memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan alasan bahwa, "Ini harta kami, maka kami menggunakannya terserah kemauan kami."Menurut Syaikh al-Qardhawi, Islam telah menegaskan bahwa harta adalah milik Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki dari para hamba-Nya. Allah mengamanahkan kepada mereka harta itu untuk melihat bagaimana mereka berbuat, maka apabila mereka tidak beriltizam dengan perintah-perintah Allah berarti mereka telah melanggar batas-batas perwakilan, sehingga harta itu harus diambil secara paksa atau tangan mereka dipukulkan ke batu."Dengan kaidah emas ini, maka Islam maju dalam beberapa kurun abad dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial Islam telah jauh mendahului apa yang digembar-gemborkan oleh sebagian ilmuwan ilmu sosial Barat bahwa sesungguhnya pemilikan itu tugas sosial, dan sesungguhnya orang yang kaya itu harus mengikuti sistem sosial yang ada," ujar Syaikh al-ardhawi. "Meskipun kata-kata ini sama sekali tidak sebanding dengan ajaran yang ada dalam Al-Qur'an." Baca Juga mhy
sesungguhnya di dalam hartamu itu ada